MEDAN – Mantan Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi menegaskan pembangunan Sport Center di Kecamatan Batangkuis, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, harus jadi.
Dikatakannya, masyarakat Sumatera Utara (Sumut) tentunya harus bangga dengan terpilihnya Provinsi Sumut sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh-Sumut. Karena banyak daerah-daerah lain yang juga menginginkan agar bisa menjadi tuan rumah.
“Jadi kita bangga, kita bisa jadi tuan rumah PON. Itu perjuangan yang berat. Saya dan tim Pemprov itu berjuang supaya kita bisa menjadi tuan rumah,” ungkap Erry Nuradi kepada wartawan usai rapat Paripurna HUT ke-75 Provinsi Sumut di Gedung DPRD Sumut, Senin (17/04/2023).
Sebagai tuan rumah penyelenggaraan PON XXI bersama Aceh, kata Erry, maka harus disiapkan dan semua bergandengan tangan menyukseskannya.
Terkait kondisi terkini pembangunan Sport Center, Erry tidak menampik kendala-kendala yang masih ditemui di lapangan dan diharapkan bisa rampung semuanya.
“Karena tujuan pembangunan Sport Center harus jadi,” tegasnya.
Jika dibandingkan dengan Stadion Teladan yang dibangun tahun 1953, kata Erry, sudah selama 70 tahun Sumatera Utara baru mau akan punya stadion lagi.
“Jadi, sekali lagi, kita harus bangga. Dengan adanya Sport Center ini, kita harus bangga, tentunya,” pungkasnya.
Sebelumnya, Lembaga Swadaya Masyarakat Pemerhati Olahraga Nasional (LSM PON) Sumut meninjau lokasi pembangunan Sport Center di Desa Sena Kecamatan Batangkuis, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, Sabtu (15/04/2023).
Saat meninjau lokasi pembangunan, Ketua LSM PON Ariadi bersama sejumlah pengurus berkesempatan berkeliling untuk memastikan progres pembangunan Sport Center yang groundbreakingnya telah dilakukan 14 Agustus 2020 lalu.
Di lokasi pembangunan yang masih dalam wilayah Desa Sena, Tanjung Sari dan Tumpatan Nibung, Kecamatan Batangkuis tersebut, tampak lokasinya sudah bersih. Bahkan sebahagian dalam pengerjaan pengurugan.
Saat tim LSM PON meninjau lokasi, mereka mendapatkan informasi dari Bhabinkamtibmas masih ada juga warga yang mengusahai lahan, di antaranya menanaminya dengan padi.
“Kalau menurut pemilik benih yang mempekerjakan mereka (para kaum hawa-red) ini, jika sewaktu-waktu lahannya dibangun, tidak masalah. Sambil menunggu dibangun mereka manfaatkan lahan ini. Mudah-mudahan sampai selesai panen 3 atau 4 bulan ke depan,” ungkap Bhabinkamtibmas Desa Sena, Santo, yang juga menyebutkan, kalau ada juga warga lain yang masih menjaga lahan yang dijadikan kebun oleh mereka.
Soal penggarap, dari investigasi LSM PON, memang sudah tidak ada lagi di lapangan. Tidak ada lagi aksi-aksi demo di lokasi pembangunan. Termasuk juga ada beberapa warga yang sebelumnya sempat berdemo, kini sudah tidak ada lagi. Ada beberapa nama warga, di antaranya Alex, Mami Kaban dan Babe.
“Mereka mungkin saja sebelumnya tidak tahu dan belum mengambil uang pengganti rugi. Padahal uang ganti rugi itu sudah dititipkan Pemprov Sumut di Pengadilan,” terang Fendi, salah satu sekuriti di lokasi pembangunan. (red)