MEDAN – Perkembangan kasus pengemudi mobil yang buta sebelah, Rudi (46), korban penganiayaan Darwin Tanadi (42) dan istrinya Agustina, yang sempat viral beberapa waktu lalu, akhirnya mulai menemui titik terang.
Laporan warga Perumahan Ivory, Lingkungan III, Kelurahan Titipapan, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan ini di Polsek Medan Labuhan, yang sempat menggantung, akhirnya dilimpahkan ke penyidik Polres Pelabuhan Belawan.
Hal ini diungkapkan pengacara keluarga Rudi, Boyke Hutahean SH MH, saat mendampingi Jhonson (23), anak sulung korban, wawancara dengan wartawan di Komplek Cemara Asri, Selasa (29/3/2022).
Boyke menegaskan, kasus penganiayaan yang dialami Rudi dengan nomor laporan STLP/15/1/2022/SU/PEL-BLW/SEK-Medan Labuhan, telah gelar perkara di Polda Sumatera Utara.
“Dari hasil gelar perkara, akhirnya kasus penganiyaan itu naik ke tahap sidik. Dan kasus yang sebelumnya ditangani penyidik Polsek Medan Labuhan, akhirnya dilimpahkan ke penyidik Polres Medan Labihan,” papar Boyke.
Boyke pun menuturkan bahwa peristiwa sebenarnya terungkap sebagian dari rekaman CCTV tetangga korban. Fakta dari rekaman CCTV, pasangan Darwin dan Agustina yang memulai keributan itu sejak awal, Rudi yang buta sebelah hanya mencoba menjaga diri dari ancaman.
“Dari rekaman CCTV, sebelum peristiwa terjadi, Darwin dan Agustina di dalam mobil mereka sudah menunggu mobil Rudi dan istrinya Yemmi, keluar dari rumahnya. Begitu mobil Rudi keluar, mobil Darwin dan Agustin tiba-tiba melaju menghalangi mobil Rudi yang dalam posisi mundur keluar dari garasi. Keduanya tampaknya dari awal memang sengaja memulai keributan,” lanjut Boyke.
Darwin dan Agustina kemudian turun dari mobilnya dan mendatangi mobil Rudi, dan memaki kedua pasangan itu. Rudi dan istrinya juga keluar dari mobil.
Lanjut Boyke, begitu keluar mobil, Rudi dan istrinya langsung dimaki-maki Darwin dan Agustina.
“Begitu tau bahwa yang menghalangi jalannya adalah Darwin dan Agustina, yang selama ini telah berunglangkali mengajak ribut korban, Rudi dan istrinya akhirnya memilih masuk kembali ke mobil, menghindari keributan.”
Rudi menyuruh istrinya masuk mobil, namun saat Rudi hendak menutup pintu mobil, Agustina tiba-tiba meludahinya.
“Darwin juga ikutan menyerang, hingga terjadi pemukulan terhadap Rudi berkali-kali. Bagian mata sebelah kiri Rudi yang sudah buta sebelumnya, pun menjadi sasaran pemukulan Darwin hingga bengkak,” kata Boyke.
Merasa dirinya terancam, Rudi yang buta sebelah, akhirnya mengambil alat pemukul dalam mobil, yang biasanya dibawanya untuk jaga diri saat bekerja ke luar kota.
Rudi mengeluarkan alat itu, agar Darwin tak lagi mengejar dan memukulnya. Namun bukannya berhenti, Darwin yang malah ngotot menyerang Rudi dibarengi provokasi dan makian dari Agustina.
Saat terpojok sedemikian rupa, Rudi kemudian menangkis pukulan Darwin dengan alat pemukul tadi, hingga mengenai bagian kepala Darwin.
Bukannya berhenti, Darwin dan istrinya malah melempari Rudi dengan tong sampah yang ada disitu.
Setelah dipisahkan oleh warga, keributan akhirnya berakhir. Rudi mengadukan pemukukan itu ke Polsek Medan Labuhan, dan hingga kini masih mengambang kasusnya.
Sedangkan Darwin lantas melaporkan Rudi ke Polres Pelabuhan Belawan. Mirisnya, tanggal 15 Januari 2022, Rudi pun ditangkap saat melaporkan penganiayaan yang dialaminya oleh Darwin di Polsek Medan Labuhan.
Anak sulung korban, Jhonson, kepada wartawan mengungkapkan fakta lain terkait keributan itu. Ternyata, Darwin dan Agustina sudah beberapa kali mendatangi rumah orang tuanya dan mengajak ribut.
“Bukan sekali saja. Sebenarnya, Darwin dan Agustina sudah beberapa kali mengajak ribut. Pernah juga datang menyerang ke rumah, memaki-maki dan meludahin bapak ibu saya. Tapi orang tua saya tidak terpancing, memilih menutup pagar dan berdiam di balik pagar,” ungkapnya sedih sambil menunjukkan beberapa rekaman video saat Agustina memaki-maki dan meludahi orang tuanya di rumah.
Jhonson lantas mengeluhkan laporan orangtuanya, sebagai korban penganiyaan, yang lambat ditangani di Polsek Medan Labuhan. Demikian juga terkait orangtuanya yang diselkan di Polres Pelabuhan Belawan.
Jhonson pun berharap, dengan telah diadakannya gelar perkara dan pelimpahan penyidikan ke Polres Pelabuhan Belawan, kasus ini segera menemui titik terang.
“Orangtua saya ada tulang punggung keluarga kami. Kami berharap agar kasus ini segera diselesaikan. Sudah jelas siapa yang memulai keributan ini. Mereka, Darwin dan Agustina, yang terus meneror dan memaki-maki orang tua saya, mengajak ribut,” ungkap Jhonskn sedih.
“Tak mungkin ada asap kalau tidak ada api. Semua persoalan ini juga ada yang memulai. Dan yang memulai mereka, Darwin dan Agustina. Kami berharap proses hukum berjalan seadil-adilnya, termasuk laporan penganiayaan yang dilakukan Darwin tehadap orangtua saya, yang keadaannya sudah buta sebelah,” ujar Jhonson.
Di akhir cerita, Jhonson berharap, agar cerita-cerita yang beredar selama ini mengungkapkan fakta dan cerita seutuhnya, bukan hanya cerita-cerita sepenggal. (Tim)