MEDAN-Himpunan Serikat Perempuan Indonesia (HAPSARI) Sumatera Utara menutup Kelas Perempuan Mandiri Berbudaya (KELAPA MUDA) angkatan pertama (2022 – 2023) dengan Festival Rumah Nusa, untuk ketahanan iklim dan ketahanan pangan keluarga.
Lely Zailani dalam laporan panitia Festival Rumah Nusa mengatakan, Rumah Nutrisi Keluarga atau Rumah Nusa adalah kegiatan menanam yang digerakkan anggota KELAPA MUDA.
Didampingi Ketua KELAPA MUDA Denai Kuala, Lely mengatakan, fenomena cuaca ekstrem merupakan kondisi cuaca yang tidak biasanya seperti curah hujan yang tinggi hingga banjir dan badai, arah dan kecepatan angin tidak menentu.
Selain itu suhu udara yang sangat panas hingga munculnya berbagai penyakit, merupakan dampak nyata perubahan iklim, menjadi krisis iklim yang mengancam keselamatan jiwa dan harta benda.
“Sayangnya, literasi iklim kita rendah, apalagi untuk perempuan. Padahal, dampak paling mengerikan dari perubahan iklim justru akan dihadapi kelompok masyarakat dari keluarga miskin, terutama perempuan dan anak perempuan,” kata Lely, Jumat (28/7/2023)
Ketika sawah kebanjiran dan menyebabkan gagal panen, atau kekeringan yang menyebabkan tanaman berhenti berbuah, maka perempuan kehilangan akses ke sumber pangan dan tanaman obat bagi keluarga.
Ketika mata air dan sungai mengering atau kran air di fasilitas umum berhenti menetes, perempuan kesulitan mendapatkan air bersih untuk memasak.
“Sehingga beban perempuan semakin berat, tapi kebanyakan laki-laki, para suami tidak, karena peran gender mereka tidak diposisikan untuk bertanggungjawab mengurus rumah tangga,” ungkap Lely pafa kegiatan yang berlangsung di Denai Kuala Pantai Labu Deliserdang, Rabu (25/7/2023)
Itulah kenapa HAPSARI Bersama KELAPA MUDA Denai Kuala, membuka Kelas Iklim dengan kegiatan membuat Rumah Nusa dengan menanam.
Melalui Rumah Nusa, dilakukan aksi-aksi untuk ketahanan iklim dan antisipasi rawan pangan. Tidak hanya menanam, tetapi juga mengembangkan literasi iklim, sekaligus melakukan pemberdayaan perempuan.
“Kami menanam dengan pengetahuan, untuk udara bersih segar dan sehat, sekaligus menyediakan sumber pangan dan obat-obatan untuk keluarga,”
ujar Sri Rahayu.
Kolaborasi
Festival Rumah Nusa yang digelar itu merupakan kerja kolaborasi antara HAPSARI dengan pemerintah daerah kabupetan Deli Serdang, perguruan tinggi dan media massa/jurnalis.
Sedikitnya 8 finas terkait berpartisipasi dalam kegiatan ini. Mulai dari dinas P3AP2KB yang menjadi fasilitator dan menggerakkan kolaborasi antar dinas terkait, seperti Dinas Ketapang, Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata.
Kemudian Dinas Pertanian, Dinas Kominfostan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas PMD, Dinas Perpustakaan dan Arsip, hingga Kepala Bapedalitbang yang berkenan hadir dalam pembukaan festival.
Festival Rumah Nusa dibuka Ketua TP. PKK Deliserdang yang juga istri bupati sekaligus mendapat penghargaan sebagai “BUNDA RUMAH NUSA” dari HAPSARI.
Selain komunitas perempuan anggota HAPSARI dari Deliserdang, Serdang Bedagai dan Labuhanbatu, Festival Rumah Nusa juga dihadiri seluruh kepala desa di Kecamatan Pantai Labu.
Berbagai organisasi jejaring HAPSARI turut hadir sebagai mitra dalam kolaborasi kegiatan ini, di antaranya Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Universitas Sumatera Utara, Guru Besar USU Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe SE., MSi bersama mahasiswa KKN Tematik.
Selain itu Jaringan Perempuan Untuk Kesejahteraan (JaPUK) Sumut, Majelis Cendekiawan Muslimah wilayah Sumatera, Rumah Literasi RANGGI, Yayasan Nurani Luhur Masyarakat, Dharma Wanita Persatuan dan PKK Kecamatan Pantai Labu serta DAAI TV.
Apresiasi Pemda
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Deliserdang, Dr. Ir. Remus Hasiholan Pardede, M.Si mengatakan Festival Rumah Nusa merupakan sebuah upaya kreatif dan kolaboratif inovasi pemberdayaan perempuan untuk menjawab tantangan perubahan iklim dan ketahanan pangan berbasis keluarga di Deliserdang.
Festival ini merupakan langkah solutif dan kontributif yang dilakukan HAPSARI bersama masyarakat. Karena itu, katanya patut mendapatkan apresiasi dari semua pemangku kepentingan.
” Pemerintah sangat terbantu dengan inovasi yang bangkit dari rakyat sendiri seperti ini, guna mendongkrak pencapaian berbagai target pembangunan dan indikator program pemerintah, khususnya dalam diversifikasi dan ketahanan pangan, pemberdayaan perempuan, bahkan peningkatan ekonomi berbasis keluarga”, ujarnya.( swisma)