GLOBALMEDAN.COM, MEDAN-Tahun 2022 tinggal menghitung hari. Seiring dengan itu sudah waktunya bagi investor untuk mengevaluasi berbagai aktivitas selama 2022, termasuk hasil investasi dan bagaimana langkah ke depan di 2023.
Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumatera Utara (Sumut) Pintor Nasution mengatakan, salah satu cara untuk membuat strategi investasi di tahun depan adalah dengan melihat peluang dan tantangan yang akan datang.
“Dengan mencermati analisis dari para pakar keuangan, investor bisa menetapkan tujuan investasi dengan menyesuaikan instrumen-instrumen investasi yang bisa dipilih,” katanya, Sabtu (24/12/2022).
Disebutkannya, berbagai lembaga dunia seperti OECD, IMF, World Bank, ADB (Asian Development Bank) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 4,7-5,1% pada 2023.
Meskipun akan diwarnai gejolak ekonomi global, katanya perekonomian Indonesia diyakini tetap tangguh, diikuti dengan prospek yang menjanjikan.
Sementara, prospek investasi di Indonesia salah satunya didorong dengan bertumbuhnya proyek-proyek strategis serta pengembangan IKN Nusantara yang akan mendorong pertumbuhan investasi.
Faktor positif lain di 2023 adalah indikator ekonomi yang solid, dilihat dari belanja rumah tangga masyarakat Indonesia yang stabil serta indikator stabilitas konsumsi diikuti dengan peningkatan tingkat upah pekerja.
Adapun tantangan di tahun depan juga harus menjadi katalis dalam memperhitungkan pengambilan keputusan.
Tantangan pertama menyangkut risiko resesi global. Situasi tersebut membuat otoritas moneter di sejumlah negara mengambil kebijakan moneter ketat.
“Bank sentral global memutuskan untuk memperketat kebijakan melalui tapering off dan menaikkan suku bunga sebagai implikasi lonjakan inflasi dari pemulihan ekonomi,” terangnya.
Sementara, tantangan lain yang perlu diperhatikan bagi para investor adalah krisis energi yang disebabkan pasokan energi yang langka, tingginya permintaan bahan bakar akibat musim dingin, dan ketidakpastian global juga berpotensi menyebabkan gangguan pada rantai pasok .
Disisi lain bidang kesehatan, masih ada ketakutan munculnya varian baru Covid-19, diikuti dengan tensi geopolitik global yang masih meningkat, dan perubahan iklim yang ekstrem.
Berkaitan dengan perkembangan saham, Pintor menjabarkan rangkuman peluang dan tantangan pada 2023 yang dirilis BEI.
Dimana investor bisa mendiskusikan produk-produk apa dan instrumen mana, serta sektor usaha apa saja yang bisa menghasilkan keuntungan dan yang perlu dihindari berdasarkan analisis tersebut.
Jadi sepanjang lima tahun terakhir, BEI telah mencatatkan kinerja yang positif. Seiring dengan isu resesi ekonomi global yang dikemukakan berbagai lembaga keuangan dunia, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru mengalami penguatan secara tahun kalender (Year To Date).
Sejak awal tahun hingga 16 Desember 2022, sebutnya IHSG tercatat mengalami kenaikan sebesar 3,51% (YTD). Posisi ini lebih baik dibandingkan mayoritas kinerja indeks di skala global. (swisma)